“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” (Amsal 1:7)
Pembahasan: Amsal 1:7 | Ayat Bacaan: Amsal 1:1-7
Pada umumnya, seringkali kita membeda-bedakan orang dengan apa yang mereka miliki dan apa yang mereka ketahui. Sehingga banyak orang yang bekerja keras dan terus mempelajari segala macam pengetahuan, hanya untuk mendapat sebuah pengakuan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain.
Penulis Amsal mengingatkan para pembacanya bahwa makna hidup yang sebenarnya adalah berproses, supaya kehidupannya menjadi hidup yang takut akan Tuhan; sehingga umat Tuhan tahu bagaimana harus hidup, bagaimana harus mengatasi masalah, dan bagaimana harus mengambil keputusan dalam kehidupan. Hidup takut akan Tuhan itulah, yang disebut sebagai permulaan hikmat dalam kehidupan kita. Dan itu tidak diperoleh lewat kekayaan dan kecerdasan pengetahuan semata. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan, dan setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil ketaatan pada Tuhan. Seseorang yang takut akan Allah akan menemukan rasa hormat, keagungan dan kekaguman serta kekudusan diri Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Sedangkan orang bodoh adalah orang yang “tidak tahu diri”, ia tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya. Mereka berpikir bahwa dengan segala sesuatu yang mereka miliki, mampu mengatasi segala macam pergumulan kehidupan. Oleh karena itu, setiap orang yang tidak takut kepada Tuhan tidak akan bisa memiliki kehidupan yang berarti dan berdampak bagi orang yang di sekitarnya.
Sebagai umat Allah yang diizinkan Tuhan hidup di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan yang sangat cepat, maka Firman Tuhan hari ini hendaknya membuat kita semakin waspada, jangan tertipu oleh hikmat dunia. Hal ini mendorong kita untuk selalu memfokuskan hidup kita untuk menjalani pola hidup yang takut akan Tuhan. Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata ya atau tidak, tetapi mintalah pimpinan Tuhan. Sehingga setiap kita dapat hidup dalam kejujuran, kebijaksanaan, kebenaran dan keadilan yang memberkati orang di sekitar kita.
STUDI PRIBADI: Apakah artinya hidup takut akan Tuhan? Mengapa hidup takut akan Tuhan dikatakan sebagai permulaan pengetahuan?
Pokok Doa: Berdoa bagi sekolah-sekolah di Indonesia agar setiap kurikulum memberikan pengetahuan dan mendorong siswa belajar hidup takut Tuhan. Pemerintah dan gereja care kebutuhan anak-anak yang belum sekolah.
Amsal 1 : 1-7
Tujuan Amsal ini
1 Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel,
2 untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna,
3 untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran,
4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda--
5 baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan--
6 untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.
7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Amsal 30 : 7-9
7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Amsal 30 : 9
9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Mazmur 1 : 3
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Mazmur 150 : 2
2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
Mazmur 90 : 11
11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?
Mazmur 88 : 7-8
6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.
7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela
Mazmur 88 : 9a
8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,
Mazmur 88 : 9b
8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;"
Mazmur 88 : 14
13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
Mazmur 88 : 16
15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.
Mazmur 88 : 17-18
16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,
17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.
Mazmur 88 : 19
18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.
Mazmur 88 : 2, 10
1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.
9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.
Mazmur 88 : 14-15
13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?