Jangan Berdusta

“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Matius 5:37)



Pembahasan: Matius 5:37 | Bacaan setahun: Matius 5:33-34

Sebuah penggalan lagu lama berbunyi, “Memang lidah tak bertulang tak berbekas kata-kata, tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati…” Penggalan di atas memberikan kesan ketidaksamaan antara kata dan perbuatan, atau antara kata-kata dengan maksud sebenarnya, adalah hal yang lazim. Namun, inilah yang disebut dusta. Dusta adalah ketidakbenaran dalam penyampaian berita untuk menutupi maksud yang sebenarnya.

Alkitab tegas mengatakan bahwa dusta adalah dosa dan menyatakan pula bahwa Iblis adalah bapa segala pendusta (Yoh. 8:44). Maka dusta adalah sebuah perbuatan yang berlawanan dengan karakter Allah yang adalah kebenaran. Lalu mengapa orang melakukan dusta? Keberdosaan manusia mengarahkan kecenderungan manusia untuk berpikir, merasa, dan bertindak melawan Allah. Alasan yang sering muncul adalah takut akan konsekuensi yang akan ditanggung, takut melukai orang yang diajak bicara, atau tidak siap menerima kenyataan yang sebenarnya.

Namun, ketika menyadari bahwa dusta adalah satu perbuatan yang menentang Allah dan mendukakan hati Allah maka penting bagi kita untuk mengenakan suatu cara hidup yang baru, yaitu hidup dengan kejujuran, integritas, dan kebenaran. Seharusnya, kata-kata kita dapat menjadi alat untuk mengabarkan kebenaran Injil Kristus dan bukan dusta demi alasan keuntungan diri yang bersifat sementara.

Ayat di atas memberi tuntunan untuk menghindarkan kita dari dusta, yaitu: “Jika ya, katakan ya. Jika tidak, katakan tidak.” Pertama, melihat dan mengatakan kebenaran sebagaimana adanya, tidak menambah atau mengurangi. Kedua, jika tidak diharuskan (oleh aturan/hukum) tidak perlu bersumpah untuk menyatakan kebenaran.

Tentu ada pertimbangan-pertimbangan tertentu juga yang kita butuhkan untuk memastikan bahwa kebenaran yang kita katakan disampaikan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. Ketika menyampaikan kepada orang lain mengenai sebuah fakta, kita perlu memilih waktu dan cara yang tepat sehingga setiap kebenaran yang disampaikan tidak dirusak oleh cara yang tidak menunjukkan kasih atau pemilihan waktu yang kurang pas.

STUDI PRIBADI: Bagaimana kita berkata benar dengan kasih? Hal-hal apakah yang masih perlu Anda tingkatkan untuk dapat menerapkan kebenaran firman Tuhan hari ini?

Pokok Doa: Doakan komunikasi keluarga dilakukan dengan terbuka, dalam kebenaran dan kasih. Doakan jemaat tetap hidup dalam kebenaran di tengah kondisi pekerjaan atau masyarakat yang menghalalkan cara untuk untung.

Sharing Is Caring :

×

Matius 5 : 33-34

33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.

34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,

×

Yohanes 8 : 44

44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

×

Matius 5 : 32

32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.

×

Matius 19 : 9

9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

×

Matius 5 : 28

28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

×

Markus 10 : 13-16

Yesus memberkati anak-anak

13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

×

Matius 19 : 13-15

Yesus memberkati anak-anak

13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

14 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."

15 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

×

Matius 5 : 22c

22c siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

×

Matius 23 : 17

17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

Matius 5: 23-26

23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.

26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *